Oleh: Widianto H Didiet
Blog: http://edukasi.kompasiana.com
Tawuran Pelajar, Pemalakan Oleh Siswa sekolah lain dan
berbagai kekerasan oleh pelajar bahkan sampai pembunuhan menghiasi
berita di media akhir-akhir ini.
Siapa yang
salah, bisa jadi guru, orangtua bahkan kurikulum. Tapi sebenarnya soal
pendidikan sebagian besar haruslah dilakukan oleh guru secara guru
mengisi sebagian besar waktu “bangun” seorang pelajar.
Haruskah
pelajaran lebih di perbanyak? Halo! Coba liat saja pelajaran SD jaman
sekarang ini. Belum tentu orang tua murid bisa mengerjakan pelajaran
Siswa SD dengan baik! dimana tidak seperti waktu tahun 80-an, pelajaran
yang diterima anak SD sekarang adalah pelajaran SMP pada masa itu.
Semakin jenuh saja nanti para siswa jika pelajaran diperbanyak.
Gurulah
yang harus menghilangkan jenuh para siswa ini. Guru bukan cuma mengejar
target siswa mendapat nilai bagus saja, tapi gurulah yang paling besar
membangun karakter siswa ini. Bukan sekedar mengajar pada jam pelajaran
dan meninggalkan mereka disaat jam mengajar selesai.
Ada
cerita tentang guru yang paling saya sukai, cerita ini berasal dari
komik jepang yang akhirnya diadaptasi ke film kartun bahkan dorama,
sinetron model jepang. Judulnya; Great Teacher Onizuka. Cerita
mengenai pemuda bernama Onizuka, seorang mantan berandalan yang
akhirnya menjadi seorang guru sebuah sekolah.
Dia
melakukan pendekatan dengan siswa-siswinya yang bermasalah dengan
caranya sendiri. Dimana berbagai masalah yang dialami siswa-siswinya
seperti kurang perhatian orang tua, kemiskinan, perbedaan pola pikir dan
sebagainya berhasil diselesaikannya. Bahkan pada saat-saat yang
diperlukan, Onizuka harus menggunakan kemampuan bela dirinya untuk
menyelesaikan suatu masalah. Berkelahi memang pilihan terakhir, tapi
pada kenyataan di dunia ini, berkelahi ataupun beladiri kadang
diperlukan dalam menghadapi permasalahan. Lihat saja sidang DPR/MPR
banyak sekali para anggota yang terhormat ternyata jagoan beladiri.
Dari
pelajaran hidup yang aku pelajari, untuk membuat orang menurut dan
mengakui kemampuan kita, kita harus membuktikan bahwa kita punya
kemampuan yang lebih daripadanya. Untuk menghadapi seorang siswa yang
suka berkelahi misalnya, seorang guru harus bisa membuktikan bahwa
dirinya lebih jago berkelahi dari sang siswa. Tantang siswa adu push-up
misalnya untuk membuktikan kemampuannya. Beranikah seorang guru
melakukannya?
Tentu para guru yang membaca tulisan ini
akan berpendapat, “GTO itukan cuma film”. Betul, ini memang cuma sebuah
film. tapi cara pendekatan Onizuka sebagai guru dengan para siswanya
harus bisa ditiru oleh para guru.
Ingatan saya terhadap
karakter seorang guru mungkin tidak berbeda dengan karakter guru saat
ini, Arogan, Sok Tau, dan merasa hebat. Guru ortodok seperti itu juga
dimunculkan dalam “Great Teacher Onizuka” dimana dikisahkan bahwa dengan
karakter guru ortodok seperti itu, siswa-siswa tidak menjadi pelajar
yang baik, melainkan menjadi siswa-siswi yang semaunya sendiri dan
selalu menyalahkan orang lain atas segala kesulitan yang terjadi. Persis
seperti kondisi sekarang ini.
Seandainya para guru sekarang ini
bisa bersikap seperti Onizuka, sepertinya berbagai permasalahan yang
dialami para siswa sekarang ini tidak akan terjadi. Seorang guru
haruslah bisa mengayomi para siswanya, menjadi tempat curhat yang enak
dan bisa menceritakan tentang kehidupan sesungguhnya yang akan dihadapi
para siswanya dimasa depan.
Pelajaran sekolah yang di
pelajari di sekolah saat ini tidaklah 100% diperlukan sebagai bekal masa
depan. Paling banyak cuma 30% yang akan dipakai di masa depan.
Pendidikan mental siswa dan pembentukan karakterlah yang paling perlu
didapatkan siswa sekolah. Pelajaran Agama, Pancasila dan sebagainya yang
diajarkan disekolah tidaklah cukup untuk membentuk mental dan karakter
siswa, sentuhan personal dari gurulah yang harus dapat membuat siswa
menjadi manusia seutuhnya.
Seorang guru sejati bukanlah
cuma mengajar ilmu sesuai dengan bidang yang diajarkannya tetapi yang
paling penting harus bisa menyelami karakter siswanya. Tiap siswa punya
bakat tersendiri yang jelas berbeda dengan siswa lainnya. Tugas seorang
gurulah untuk menemukan bakat dari tiap-tiap siswa.
Nilai
bagus pada mata pelajaran bukanlah jaminan bahwa siswa itu mempunyai
karakter yang baik sebagai manusia. Terbukti banyak yang nilainya buruk
pada pelajaran bisa menjadi manusia yang sukses dalam kehidupan. Masih
teringat dalam kenanganku, seorang Dede Yusuf berkata pada mantan
gurunya semasa SMA, “Jika saya tidak diberi nilai 5 pada mata pelajaran
ibu, saya tidak akan jadi seperti sekarang!” Kata-kata seorang Dede
Yusuf pada waktu acara reuni akbar sekolahnya beberapa tahun lalu itu
membuatku tertawa. Dimana memang jika nilai-nilai Dede Yusuf dulu
bagus-bagus, bisa jadi dia menjadi seorang profesor, bukan artis yang
terjun ke pemerintahan seperti yang dilakukannya saat ini.
Intinya,
seorang guru harus memahami dan mengakui. bahwa mata pelajaran yang
diajarkannya bukanlah jaminan dapat menjadikan seorang siswa menjadi
manusia yang berhasil. Justru pembentukan karakterlah yang terpenting
untuk diajarkan pada para siswanya.
Dulu pada waktu
SMA, saya sendiri adalah seorang siswa yang selalu menempati rangking 10
besar dari belakang. Tapi bersyukurlah para guru mengetahui bahwa saya
mempunyai bakat di bidang Seni. Masih teringat seorang guru Fisika yang
sekarang sudah bahagia di surga sana, dulu meminta saya membuat
ilustrasi untuk buku yang ditulisnya. Walau nilaiku di mata pelajaran
yang diajarnya itu cuma 5, tapi guru itu memberikan apresiasi pada apa
yang aku suka dan bisa. Yang menyenangkan ketika tugasnya selesai, guru
itu memberikan amplop berisikan beberapa lembar uang padaku. Beliau
mengajarkan bahwa aku bisa hidup dari apa yang aku bisa. Sebuah kenangan
yang sangat membekas yang merupakan salah satu pelajaran hidup yang
membuatku memilih jalan hidupku seperti sekarang ini. Terimakasih pak.
Untuk
itu, bagi para sahabat Kompasianer yang berprofesi sebagai guru,
cobalah untuk menjadi seorang guru yang tidak arogan, dekatlah dengan
para siswanya, cari tau kelebihan siswanya dan cobalah menjadi seorang
teman yang baik untuk para siswanya.
Download Film Great Teacher Onizuka (GTO)
Waaah ini bagus nih...SEDOT !!!
ReplyDeleteThanks ya gan :D
Klo yg episode spesial "GTO Aki mo Oni Abare Supesharu! "
ReplyDeleteGak ada ya?