Search This Blog

Home » » Sudahkan “KITA” menjadi Pendidik Profesional?

Sudahkan “KITA” menjadi Pendidik Profesional?

Posted by ®Ugiw Blog on November 27, 2013

Sudahkan “KITA” menjadi Pendidik Profesional?
Oleh: Resti Yustiani, S.Pd
SM-3T ACEH TIMUR

Guru... satu kata yang memiliki banyak definisi. Dewasa ini sudah menjadi rahasia umum lagi jika profesi guru bagaikan mata air di gurun sahara. Profesi ini menjadi primadona di antara berbagai profesi yang ada. Mengapa demikian? Menjadi seorang guru bagi sebagian orang dianggap sebagai pekerjaan yang memiliki jaminan di masa tua. Sejak profesi guru semakin diperhatikan kesejahteraannya oleh pemerintah, banyak orang megubah haluan untuk menjadi  guru dibandingkan dengan profesi lainnya.
Perhatian Pemerintah yang cukup besar terhadap guru ditunjukan dengan berbagai program peningkatan kesejahteraan yang diikuti dengan peningkatan kulitas guru itu sendiri. Salah satu program yang menjadi rencana pemerintah dalam peningkatan kualitas guru ialah dengan mengharuskan semua guru memiliki sertifikat profesional guru. Sertifikat tersebut bisa didapatkan dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Saat ini PPG masih sangat terbatas dan hanya beberapa LPTK yang mengadakannya. Tentu saja dengan program ini diharapkan untuk kedepannya kualitas guru yang bukan hanya sebagai pengajar melainkan sebagai pendidik menjadi jauh lebih baik.
SM-3T menjadi salah satu gerbang untuk bisa mendapatkan sertifikat guru profesional. SM-3T merupakan program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Seperti yang telah banyak di ketahui bahwasanya program ini merupakan program pemerintah khususnya KEMENDIKBUD dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pelosok. Guru yang dikirimkan sebagai pendidik dalam program ini merupakan lulusan 3 tahun terakhir dari berbagai jurusan pendidikan yang telah ditentukan. Beberapa tes harus dilalui oleh guru yang ingin lolos program SM-3T ini. Setelah menyelesaikan pengabdian ditempat terpencil selama satu tahun, guru SM-3T akan diberi Pendidikan Profesi selama 6-12 bulan secara Gratis.
Yang menjadi pertanyaannya ialah apakah SM3T dan PPG akan benar-benar menjadi program yang mampu meningkatkan Kualitas guru dan kualitas pendidikan di Indonesia?. Jawabannya hanya akan terlihat beberapa tahun lagi setelah program ini benar-benar berjalan. Karena suatu program tidak akan sama seperti saat memakan cabe rawit, terasa pedas saat gigitan pertama. Namun keberhasilan suatu program, khususnya program pendidikan perlu ditunjang dengan dukungan banyak pihak dalam menyukseskan program tersebut. Dan pertanyaan lain akan saya tanyakan pada “KITA” semua yang mengaku sebagai seorang pendidik ialah “Apakah Kita sudah menjadi Pendidik Profesional?”. Mari kita renungkan hal apa yang seharusnya kita lakukan agar menjadi pendidik bukan sekedar pengajar. Karena Pendidik berbeda dengan pengajar, pendidik dituntut untuk membentuk kepribadian siswanya menjadi lebih baik. Sedangkan pengajar hanya berkewajiban mengajarkan sesuatu/ menyampaikan tanpa membekali siswa nya dengan pendidikan moral dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Guru yang merupakan salah satu stikholder dalam pendidikan selalu dituntut membuka wawasan untuk mengikuti tuntutan zaman yang semakin maju. Pertanyaan terakhir yang hanya mampu dijawab dengan menggunakan hati kecil yaitu “Apakah Kita sudah siap menjadi pendidik Profesional itu?”. (@ResSurawisastra)


4 komentar:

  1. bukan hanya pendidik professional, tetap harus juga pendidik dg pengabdian dan ikhlas...

    ReplyDelete
  2. terus psting info2 yg bermanfaatnya gan
    senang bisa berkunjung ke blog anda
    terimakasih banyak

    ReplyDelete
  3. bagus sekali gan info ny
    saya senang berkunjung ke blog anda

    ReplyDelete

Cara Berkomentar untuk yang tidak memiliki blog:
1. Klik selec profile --> pilih Name/URL
2. Isi nama kamu dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat fb kamu
3. Klik Lanjutkan
4. Ketik komentar kamu dan publish
Terima Kasih!

Ikuti Kami di Sosial Media

Facebook  Twitter  Google+ Instagram Yahoo RSS Feed

Terpopuler

.comment-content a {display: none;}